Kau ciptakan malam dan
aku yang membuat pelita
Kau menciptakan tanah
liat dan aku yang membuat piala
Kau menciptakan sahara,
gunung-gunung, dan belantara Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan
padang tanaman.
Akulah yang telah
mengubah batu menjadi cermin
Akulah yang telah
mengubah racun menjadi obat.
(Muhammad Iqbal).
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai “kemampuan untuk mencipta” atau “daya
cipta” atau “perihal berkreasi”. Jika
dirumuskan arti kreativitas kurang lebih seperti ini “sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan setiap manusia, atau potensi yang ada didalam diri manusia yang
dapat dimanfaatkan untuk mengubah kehidupan, atau sebuah daya hebat yang berperan menciptakan hal-hal baru yang belum
pernah ada sebelumnya.”
Syair
diatas adalah ciptaan Muhammad iqbal yang dijadikan pembuka dari artikel ini.
Muhammad iqbal (1873 – 1938) adalah seorang pemikir islam asal Pakistan yang
mendapatkan anugrah gelar “Sir” dari
pemerintah Inggris pada tahun 1922. Karya monumentalnya adalah “The Reconstruction of Relegious Thought in
Islam” berisi pembahasan filosofis tentang agama dan persoalan kehidupan
yang luas dan dalam. Syair iqbal diatas menunjukkan betapa kreativitas (kemampuan
untuk mencipta) itu berhubungan dengan kreativitas (penciptaan tak kenal henti)
tuhan.
Dari
beberapa pengertian diatas mudah-mudahan kita sudah faham apa yang dimaksud
dengan kreativitas. Sekarang kita akan membahas penyebab ketidakkreatifan diri
kita.
Kita
akan memulainya dengan pertanyaan berikut :
Apa yang menjadikan diri
kita tidak mampu menciptakan hal-hal baru dalam kehidupan keseharian kita ?
Mengapa kita tidak
memunculkan potensi kreatif kita ?
Setiap diri kita tentu
memiliki potensi kreatif, tetapi kenapa tidak semua diri dapat memunculkannya ?
Apakah kita telah
memelihara musuh-musuh kreatifitas didalam diri kita sehingga kemampuan untuk
menciptakan hal baru itu musnah ?
Silahkan Anda menjawabnya sendiri sebelum
kita masuk pada bagian pembahasan tentang musuh-musuh KREATIVITAS. Musuh dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mengancam atau merusak. Jadi, musuh-musuh
kreativitas adalah hal-hal yang merusak potensi kreatif yang ada didalam diri
kita.
Apabila kita ingin menumbuhkan dan
memunculkan potensi atau daya kreatif kita, maka terlebih dahulu kita harus “membunuh”
musuh-musuh kreativitas itu, marilah kita mengenali satu persatu musuh (kreativitas)
kita.
1.
Tidak Memiliki Kehidupan yang Bervariasi
Apabila kehidupan sehari-hari kita monoton, berhati-hatilah karena itu
berarti diri kita tengah menanam benih-benih yang nantinya akan memusuhi
kreativitas. Monoton adalah keadaan yang menunjukkan selalu sama dengan yang
sebelumnya. Atau kehidupan yang monoton adalah kehidupan yang itu-itu melulu,
tidak ada ragamnya. Memang kadang kita tidak bisa menolak kemonotonan itu
seratus persen. Pastilah didalam hidup kita ini ada yang terus berulang
begitu-begitu melulu.
Misalkan setiap hari kita akan mengalami munculnya matahari dari timur
dan tenggelamnya matahari ke arah barat. Muncul dan tenggelamny matahari ini
akan terus menerus seperti itu sejak zaman dahulu hingga sekarang. Begitu juga
hujan, yang setiap turun akan membasahi setiap benda mati atau hidup, ini juga
akan terus berlangsung selamanya seperti itu.
Namun manusia bukanlah matahari atau hujan, manusia memiliki kemampuan
untuk mengubah keadaan yang monoton itu lewat pikirannya. Problem ketidak
munculan daya kreatif itu menjadi nyata apabila kehidupan manusia sama persis
dengan kehidupan matahari dan hujan. Setiap hari Anda berangkat kerja dari
senin sampai sabtu, Anda berangkat bekerja dari arah yang sama dan kembali dari
arah yang sama pula, begitu juga berangkatnya, Anda berangkat kerja pukul 7.00
dan pulang pukul 12.00 begitu setiap hari. Anda mengajar dengan cara yang sama
setiap hari dan anda duduk di tempat yang sama ketika mengajar setiap hari. Tentu
ini berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Kehidupan seperti inilah yang akan membunuh, memunculkan dan menyuburkan
musuh-musuh kreativitas.
Mulailah dengan mengubahnya dengan arah yang berbeda, dengan jam yang
berbeda, dengan gaya yang berbeda dan tempat yang beda.
Jadi, jauhkan kehidupan yang monoton
(kehidupan yang tidak memiliki variasi), mulailah dengan kehidupan yang penuh
warna dan corak. Agar terlihat indah dan menyenangkan.
Nantikan musuh selanjutnya ..>>>>