Rasanya lelah raga ini ketika waktu tiada yang tersisa
selain untuk segala aktivitasku yang tiada henti, dari mulai mengajar di sebuah
sekolah, hingga mengajar prifat, ngajar ngaji hingga jd direktur, ditambah lagi
dengan aktivitas yang tak terduga.
Detak nadiku seiring dengan jam dipergelangan tanganku,
pukul 15.40, hentakkan waktu mengubah kakiku untuk segera menghidupkan motor
kesayanganku yang selalu setia menemani dari tahun 2009 hingga 2013 ini, masih
terbanyang dibenakku saat itu aku harus memutuskan antara makan nasi atau makan
kendaraan. Namun akhirnya Allah memberikan jalan terbaik aku mengambil Vega
ZRD, meski aku tahu itu sebuah pertaruhan bagiku. Tetapi biarlah waktu
yang akan menjawabnya.
60 - 80 km/jam, tujuan mengejar target sebelum iqamah Ashar usai
sudah berada dimasjid, sebuah aturan baru untuk mendisiplinkan. Akhirnya saya
sampai juga di Masjid Baitul Baitul Musyahadah tempat beramal dan beribadah,
kumandang adzan menghentikan kendaraanku di parkiran yang selalu setia menanti para
tuannya.
Teken absensi
kehadiran sebelum dipalang telat, simpan sandal coklat di rak, menaiki tangga
keberhasilan untuk menaruh tas gendolan. Yups… selesai akhirnya waktu kutepati,
sekali lagi raga ini lelah tiada henti mendera dan helaan nafas panjang selalu
keluar, tetapi saat itu lenyap ketika melihat wajah-wajah ceria tanpa dosa, tanpa
beban menyapa dengan sapaan yang tidak pernah asing ditelingaku, Ustadz sapaan
lembut dari wajah-wajah mungil dan tangan-tangan lembut yang menyentuh kulitku
yang kemudian menghilangkan beribu masalah di benakku. Dialah santri-santri TPQ
Baitul Musyahadah, sebuah lembaga otonom dari remaja masjid. Ya...Allah semoga amanah kepemimpinan yang berada di pundakku dapat aku pertanggung jawabkan dihadapanmu kelak. Allahuakbar…
Adzan terakhir mengakhiri salam dan senyum bersama para santri. Guyuran
air mensucikan aktivitas dan meluluh lantakkan kesombongan, amarah, dan wajah
kusam.
Sungguh Allah telah memberikan kebahagian kepada hati-hati manusia
yang selalu mendekatkan diri untuk beribadah dan berserah diri bahwa mahluk ini
tiada apa-apanya dimata Tuhannya.
Allahuakbar…Allahuakbar….
Allahuakbar…Allahuakbar….
Semua wajah tertunduk malu dihadapan Tuhannya.. semoga Allah
meridhoi ibadah kita.
Dreeeeeddddd… Dreeeeeddddd… Dreeeeeddddd… (HP nexsian bergetar)
Assalamualikum, suara salam disebrang disambut dengan
Wa’alaikum salam.
Ba’da Magrib diajak janji untuk seorang teman sekaligus seniorku,
rasanya hati ingin menolak karena jujur aja dari pagi baru mandi sekali dan
raga ini belum pulang-pulang kerumah, tapi akhirnya aku memutuskan untuk
menerima janji “Membantu memasang software” dilaptop suniorku.
Sebuah mobil merah telah menantiku di depan masjid, tanpa
basa-basi aku naik mobil dan melaju kesebuah tempat yang telah disepakati. Setibanya di tempat tujuan aku langsung bereaksi bak seorang ahli bedah yang menangi pasien kritis. Tiada terasa, Jam
dinding telah menunjukkan pukul 21.00. Astagfirullah aku sampai lupa kalau
waktu isya telah berlalu, akhirnya aku minta pamit dan Alhamdulillah kerjaanpun
sudah selesai, sang sunior mengantarkanku kembali kemasjid TPQ Baitul
Musyahadah, tentu berbeda keadaannya sekarang, masjid telah sepi dari
pengunjung hanya tinggal beberapa orang yang sedang bekerja membangun masjid,
karena kebutulan masjid lagi dalam masa perbaikan lantai.
Alhamdulillah ya Allah motorku dan helmku masih tergantung di
motorku. Tetapi sandalku tertinggal di rak sandal dalam masjid. Sayangnya
aku tidak dapat masuk lagi karena masjid telah terkunci.
Akhirnya aku memutuskan untuk memakai sandal jepit milik masjid, yang sewaktu berangkat aku gunakan, besok aku kembalikan sambil mengambil sandal coklatku yang masih baru, (gumamku dalam hati)
Akhirnya aku memutuskan untuk memakai sandal jepit milik masjid, yang sewaktu berangkat aku gunakan, besok aku kembalikan sambil mengambil sandal coklatku yang masih baru, (gumamku dalam hati)
Alhamdullilah akhirnya aku tiba juga di rumah, segera kutunaikan
shalat isyaku yang telah berlalu dan aku lalaikan.
Ke-esokan harinya,...
Aku harus menukar sandalku yang tertinggal kemarin dimasjid.
Aku harus menukar sandalku yang tertinggal kemarin dimasjid.
Astagfirullah,…
Kemana sandalku,?
ko… bisa hilang padahal dirak kaca dalam masjid lagi, tempat menaruh sandal/sepatu para imam dan pengurus masjid, kemana larinya sandalku? Siapa yang ambil?
ko… bisa hilang padahal dirak kaca dalam masjid lagi, tempat menaruh sandal/sepatu para imam dan pengurus masjid, kemana larinya sandalku? Siapa yang ambil?
Ya..Allah aku ga ikhlas…. ga ikhlas,....... ga ikhlas...
Allahuakbar..Allahuakbar,….
Suara Adzan Ashar telah berkumandang,..
Seusai shalat aku ber-do’a ya… Allah kembalikan sandalku, mungkin
ada orang yang ketukar atau minjam.
Belum Do’a-doaku berakhir tiba-tiba entah mengapa aku terbanyang
shalat isyaku yang telat dan telah aku lalaikan demi membantu sang sunior, malam yang lalu menghantuiku. Ya..
Allah apakah ini teguran dari-Mu atas kelalian hamba untuk mengingatmu dan
menunaikan ibadah kepadamu. Jika memang itu teguran darimu maka ampunilah
dosa-dosaku ya..Rabb kini hamba ikhlas, semoga sandalku menebus dosa-dosaku. Hamba ikhlas
ya rabb..
Dua hari telah berlalu tetapi,..
Ya,… Allah ini kan sandal aku yang hilang itu,.. tapi aku sudah
ikhlas ya rabb…
Akhirnya, aku tunggu sampai maghrib apakah ada orang yang memiliki
sandal yang sama, aku takut salah mengambil tetapi tidak ada yanag mengambil
hingga semua orang telah kembali. Akhirnya aku memutuskan menukarkan kembali
sandal jepit masjid dengan sandal baruku yang telah kembali.
“Ya.. Allah tiada daya dan upaya selain pertolonganmu, engkaulah
yang maha mengetahui segalanya dan Engkau pula yang mengaturnya”.
Alhamdulillah ya Allah engkau telah menegurku dan mengembalikan
hartaku yang juga titipan-Mu ya Rabb..